05 August 2012

Pesawat Tua yang Jadi "Baru"

FTC-2000
PESAWAT tua tak berarti tak layak pakai. Hal ini dapat kita lihat pada pesawat-pesawat yang dimiliki TNI Angkatan Udara, yang sebagian besar memang telah berusia tua.

Dengan segala keterbatasan, pemeliharaan dan perawatan pesawat milik TNI AU dilakukan secara maksimal. Pemeliharaan dan perawatan oleh teknisi Indonesia tidak kalah oleh pemeliharaan teknisi luar negeri.

”Pesawat memang boleh tua, namun untuk pemeliharaan bisa disamakan dengan luar negeri,” kata Komandan Skuadron Teknik 022 Lanud Abdurrahman Saleh, Letkol Rudolf Buulolo, di Malang.

Untuk penanganan pesawat Hercules, misalnya, ada yang ditangani pihak luar dan ada yang ditangani oleh putra Indonesia sendiri, baik di Skuadron Udara 10 Bandung maupun di Skuadron Udara 32 Malang.

Pesawat Hercules sudah ada yang ditingkatkan kemampuannya, termasuk diubah mesinnya, dari Hercules tipe B, menjadi setara dengan Hercules tipe H. Kini, empat Hercules sudah ditingkatkan kemampuannya, dan lima lagi menyusul.

Keberadaan pesawat Hercules di jajaran TNI AU terbagi dua, di Skuadron Udara 31 Halim Perdanakusuma untuk tipe H bodi panjang dan di Skuadron Udara 32 Abdulrachman Saleh untuk tipe B dan tipe H bodi pendek serta dua tanker A-1309 dan A-1310.

Ada kebijakan baru, untuk perbaikan dan peningkatan kemampuan akan ditangani di dalam negeri.  Selain sudah punya lisensi, penanganan di dalam negeri juga tidak kalah dengan penanganan di luar negeri.

Pesawat Baru
Di jajaran TNI AU ada beberapa depo pemeliharaan dengan spesifikasi dan keahliannya masing-masing, yang meliputi Depo pemeliharaan 10 di Lanud Husein Sastranegara Bandung, Depohar 20 dan Depohar 60 di Lanud Iswahyudi Madiun, Depohar 30 di Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Depohar 40  dan Depohar 70 di Lanud Sulaiman Bandung, Depohar 50 Lanud Adisumarmo, Solo.

Guna memperkuat TNI AU, akan didukung dengan pesawat baru. Sangat membanggakan memang pernyataan KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat, bahwa pesawat tempur yang akan tiba tahun ini, dari Rusia dan Brasil, adalah untuk melengkapi alutsista TNI AU. Yakni dua jet tempur Sukhoi dari Rusia, dan empat EMB-314 Super Tucano dari Brasil.

Untuk pengadaan alutsista tahap berikutnya, hingga 2014 TNI AU akan mendatangkan total enam jet tempur Sukhoi, 16 unit Super Tucano, 16 unit T-50 Golden Eagle dari Korea Selatan yang akrab disebut miniatur dari F-16, hibah 4 C-130 H dari Australia serta peningkatan kemampuan bagi beberapa pesawat C-130 dan 10 F-16, satu paket dengan hibah 24 F-16 dari Amerika.

Untuk Hawk MK-53 juga akan mengalami modernisasi, diganti dengan empat L-159B dari Ceko, Yak 130 dari Rusia, Aermacchi M346 dari Italia, dan Chengdu FTC-2000/JL-9 dari China.
L-159B
Pesawat baru memang benar-benar baru. Tapi pesawat lama yang telah ditingkatkan kemampuannya,  juga tidak bisa dianggap enteng, karena kemampuannya tidak kalah jauh dari pesawat baru.

Dengan pengadaan alutsista tersebut, TNI AU pada 2024 akan memiliki 180 jet tempur. Masih kata Marsekal Imam Sufaat, hal itu sebagai upaya TNI AU membangun kekuatan serta memodernisasi dan meregenerasi alutsista yang dimiliki saat ini. (Wiharjono-24)

Source : Suaramerdeka

0 comments:

Post a Comment