Pesawat ini dapat menjalankan misi-misi yang sebelumnya memerlukan dua atau lebih tipe pesawat yang belum tentu memberikan solusi yang tepat |
Jurnas.com | AIRBUS Military memperkenalkan pesawat angkut A400M yang diklaim sebagai pesawat angkut serbaguna dengan kekuatan angkut hingga 37 ton dalam jarak tempuh 3.300 km. Uniknya, A400M dapat memeprpanjang daya tempuh bila muatan dikurangi. “Dengan pesawat ini, hanya butuh sedikit pesawat, karena muatan yang bisa dibawa lebih banyak,”kata Marketing Developer A400M Airbus Military, Raul, di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Rabu (18/4).
Menurutnya, pesawat ini dapat menjalankan misi-misi yang sebelumnya memerlukan dua atau lebih tipe pesawat yang belum tentu memberikan solusi yang tepat. “Pesawat ini merupakan satu-satunya pesawat angkut taktis yang dapat membawa berbagai macam kargo besar dan berat yang diperlukan baik untuk misi militer maupun misi sipil atau kemanusiaan,”jelas Raul.
Namun begitu, dia enggan menjawab berapa harga yang dipatok untuk tiap unit pesawat A400M ini. “Kami sulit menyebutkan harga pasti karena spesifikasi yang akan diambil tiap negara berbeda, jadi tak ada harga katalog,”ujar Raul.
Raul berharap, pesawat A400M ini dapat menjadi bagian dalam kerja sama yang dilakukan dengan Indonesia melalui PT Dirgantara Indonesia.
A400M dilengkapi empat mesin Europrop international TP 400 turboprops. Selain itu, dilengkapi juga dengan sebuah sistem Computed Air Release Point (CARP) yang terhubung dengan sistem peluncuran muatan otomatis yang dapat membantu juru kargo dan kru untuk mengatur pengeluaran dari muatan yang dibawa. Sistem ini juga terintegrasi dengan Head Up Display (HUD) yang memungkinkan kru memantau urutan penerjunan.
PT DI-Airbus Military Teken Kontrak Rp2,9 Triliun
“Bentuk kerja samanya business to business. Pemerintah hanya regulator,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai penandatanganan kontrak kerja sama kedua perusahaan di Halim Perdanakusuma Jakarta, Rabu (18/4).
Menhan mendukung kerja sama ini karena selama ini kerja sama yang dilakukan dengan Airbus berjalan baik. “Kami puas kerja sama dengan Airbus,” kata Purnomo. Direktur Utama PT DI Budi Santoso menjelaskan, melalui kerja sama dengan Airbus Military ini PT DI akan mendapat fasilitas up-grading assembling dan fasilitas pembuatan komponen pesawat, baik untuk pesawat milik Airbus Military, maupun pesawat lainnya.
“Kami harapkan PT DI lebih kompetitif di bidang komponen pesawat aerocraft,” kata Budi. Dengan kerja sama ini pelaksanaan final assembling dilakukan di Bandung dengan mengembangkan metode yang digunakan PT DI selama ini. PT DI membutuhkan waktu 6-9 bulan untuk final assembling pesawat. Sedangkan Airbus bisa melakukannya hanya dalam waktu enam minggu.
“Ini penghematan luar biasa baik dari SDM, maupun keuangan. Karena modalnya cepat klembali. Improvement ini kami harap dapat menjadikan PT DI lebih kompetitif,” kata Budi. Saat ini tim kerja sama kedua perusahaan tengah mempersiapkan Pusat Pengiriman CN295 di Bandung untuk pesawat CN295 yang telah dibeli oleh Kementerian Pertahanan Indonesia.
Source : JURNAS
0 comments:
Post a Comment