TEL AVIV - Para pejabat Israel mengatakan jika nantinya mereka memutuskan untuk melakukan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, maka mereka tidak akan meminta persetujuan atau bahkan memberitahukan Amerika Serikat (AS).
"Pernyataan itu diungkapkan oleh Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak kepada sejumlah pejabat senior AS yang mengunjungi Israel," ujar sebuah media mengutip pernyataan dari sumber intelijen AS seperti yang diberitakan Rt.com Selasa, (28/2/2012).
Menurut sumber yang sama pula, tindakan Tel Aviv itu adalah strategi untuk melindungi AS dari kecaman dunia internasional terkait kegagalannya dalam mencegah terjadinya perang Iran-Israel.
Namun pernyataan petinggi Israel itu dapat pula diartikan sebagai rasa frustasi Israel atas posisi AS dalam konflik Iran.
Kabar ini muncul menjelang kunjungan PM Israel Benyamin Netanyahu ke Washington yang direncanakan akan berlangsung pada 5 Maret mendatang.
Netanyahu juga dilaporkan telah memerintahkan seluruh menterinya untuk tidak berbicara secara terbuka kepada media terkait persoalan nuklir Iran.
AS sendiri telah menegaskan, pihaknya tidak akan mengambil tindakan militer sebagai upaya untuk menghentikan program nuklir Iran.
Negeri Paman Sam bahkan telah mengingatkan Israel untuk tidak melancarkan serangan terhadap Iran. Hal itu disebabkan karena AS menilai kekuatan militer Israel masih tertinggal jauh dibanding Iran.
Ketegangan terkait persoalan nuklir Iran ini kembali mencuat ketika tim inspeksi nuklir PBB (IAEA) beberapa waktu lalu mengakui, pihaknya gagal menjalankan misi penyelidikan terhadap nuklir Iran.
Sebelumnya Pemerintah Iran tidak mengizinkan mereka mengunjungi situs nuklir Iran di komplek militer Parchin. Tim IAEA ini juga mengatakan, Pemerintah Iran tidak memberikan izin bagi mereka untuk melakukan pertemuan dengan para ilmuwan Iran.(rhs)
Source : okezone
0 comments:
Post a Comment