13 January 2012

Rusia & AS Siap Bahas Sistem Pertahanan Misil Eropa


Foto : Asisten Menlu AS Ellen Tauscher (rferl)

WASHINGTON - Negosiator dari Amerika Serikat (AS) dan Rusia sepakat untuk berdialog pada 2012 ini untuk membahas isu sistem pertahanan misil dan isu lainnya. Kedua pihak juga berniat untuk membahas perjanjian pembatasan persenjataan antara AS dan Rusia.

Asisten Menteri Luar Negeri AS Ellen Tauscher mengatakan, AS masih berkomitmen untuk melanjutkan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (START) dengan Rusia. AS juga sepakat untuk merundingan masalah pengurangan senjata nuklirnya dengan Negeri Beruang Merah itu.

Meski demikian, saat ini Eropa masih membangun sistem pertahanan misil dan anti-senjata nuklir sementara itu AS dan Rusia juga disibukkan dengan pemilihan umum.

Tauscher yang akan berdialog dengan negosiator Rusia mengatakan, AS dan Rusia sudah menyepakati untuk membahas 13 masalah keamanan, lewat pertemuannya pada Desember lalu. Kedua negara ini bahkan mencoba untuk menyelidiki sejumlah ancamannya dan beberapa poin dari perjanjian itu.

Sejumlah isu yang nampaknya akan menjadi fokus pembahasan adalah penempatan pasukan AS di Eropa, pembajakan, keamanan cyber, sistem pertahanan misil, dan beberapa masalah keamanan lainnya. 

Tauscher juga mengatakan, Perjanjian START yang diratifikasi AS dan Rusia pada Februari 2011 merupakan hal yang cukup baik dalam memperbaiki hubungan AS dan Rusia, yang kian memburuk akibat adanya sistem pertahanan misil Eropa dan lainnya.

"Kami berharap dialog strategis ini akan dijalankan selama delapan bulan ke depan dan mengendurkan ketegangan antara AS dan Rusia," ujar Tauscher, seperti dikutip Reuters, Jumat (13/1/2012).

Sistem pertahanan misil Eropa sudah diakui sebagai salah satu sumber ketegangan hubungan antara AS dan Rusia. Sistem pertahanan misil itu merupakan ide dari mantan Presiden AS George W. Bush. Pada 2009 lalu, Presiden Barack Obama mengecam rencana penempatan misil itu karena akan memperburuk hubungan AS dan Rusia.

Namun, pada saat ini, Obama justru menempatkan misil-misil besarnya di Polandia dan Romania, serta radarnya di Turki. Washington pun menegaskan bahwasannya sistem pertahanan misil itu ditujukan untuk mewaspadai serangan Iran, meski demikian Negeri Beruang Merah tampaknya mulai terancam dengan adanya misil-misil itu.(AUL)

Source : okezone.com

0 comments:

Post a Comment