"Kapal perang produksi dalam negeri besar manfaatnya, kami akan terus mendorong produksi dalam negeri sesuai dengan anggaran yang tersedia," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Batam, Kamis (21/7).
Menurut dia, di Indonesia ada tiga daerah yang menjadi pusat pembuatan kapal perang TNI AL, yaitu Batam, Surabaya, dan Jakarta.
"Saat ini TNI AL masih membutuhkan tambahan kapal perang untuk memperkuat pertahanan laut Indonesia," katanya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meresmikan Kapal Cepat Rudal 40 meter (KCR-40), buatan putera-puteri Indonesia yang akan digunakan untuk mengamankan perairan Indonesia bagian barat, di Batam, 25 April 2011.
Menteri mengatakan kapal KCR-40 KRI Clurit-641 merupakan kebanggaan karena dirancang dan dibangun anak bangsa yang bekerja di PT Palindo Marine, Batam.
Peluncuran KRI Clurit, kata dia, merupakan jawaban atas rasa tanggung jawab menjaga laut NKRI yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang tinggi.
Wamenhan, Sjafrie Sjamsoeddin di Pulau Nipah, batam
Apalagi, kata dia, selain memiliki kandungan SDA yang tinggi banyak alur perairan NKRI menjadi alur perdagangan internasional.
"Ini sebagai mile stone menuju kemandirian industri pertahanan," kata Menteri.
Ia mengatakan produksi alutsista tidak akan berhenti pada KCR. Pemerintah akan terus melengkapi persenjataan TNI dengan beberapa kapal lain. Selanjutnya, akan dibuat kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) dan Kapal Selam.
TNI AL, kata Menteri, membutuhkan kapal yang kuat hingga mampu hadir dan mengamankan perairan di laut jauh.
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan TNI AL memesan dua KCR-40, dan berencana memesan 20 kapal lagi dengan jenis yang berbeda.
KCR-40 akan beroperasi di Indonesia bagian barat, disesuaikan dengan kondisi geografis yang dikelilingi pulau-pulau dan selat.
Source : ANTARA
0 comments:
Post a Comment