29 September 2012

Kapal Tercanggih Anak Bangsa Hangus Sebelum Bertempur



JAKARTA - Kapal patroli rudal cepat siluman KRI Klewang bernomor lambung 625 resmi diluncurkan oleh TNI Angkatan Laut, Jumat (31/8/2012) lalu. Sayang, kapal yang akan diuji coba secara total ini sudah terbakar terlebih dahulu.  

Meski belum diketahui secara pasti penyebab kebakarannya, namun kebakaran kapal buatan anak bangsa ini tentu mengundang banyak pertanyaan. Kapal tercanggih milik TNI AL ini, berbahan serat karbon dan dicanangkan untuk memperkuat pertahanan Samudera Indonesia sehingga semakin lebih berwibawa.

Kapal canggih itu menjadi kebanggan tersendiri bagi TNI AL kita. Pasalnya, KRI Klewang 625 itu merupakan kapal cepat rudal pertama yang dimiliki TNI AL. Saking canggihnya, kapal ini diklaim tidak mudah dikenal dan tidak bisa dideteksi oleh radar lawan, karena tidak menggunakan bahan baja melainkan menggunakan bahan serat karbon.

Menurut Kadispen Koarmatim TNI AL Letkol TNI Yayan Sugiana, KRI Klewang dengan nomor lambung 625 tersebut merupakan hasil kolaborasi riset, desain dan pengembangan antara a North Sea Boats Pte Ltd, atau PT Lundin Industry Invest, bersama arsitek kapal LOMO Cean dari Selandia Baru. Kapal ini memiliki panjang keseluruhan 63 meter, berlunas tiga atau trimaran.

Trimaran berarti kapal multihull atau berlambung lebih dari satu. Multihull itu terdiri dari lambung utama yang disebut VAKA dan dua lambung kecil atau cadik yang menempel di kanan dan kiri lambung utama yang disebut AMAS. Asal kapal Trimaran berasal dari kepulauan Pasifik. Sehingga desain kapal perang Trimaran diambil dari perahu bercadik yang banyak dijumpai di kepulauan Pasifik.

Desain multihull seperti trimaran mudah berlayar di perairan dangkan dan tidak mudah tenggelam. Sementara kapal perang konvensional selalu berlambung tunggal atau monohull yang sulit bila harus berlayar di perairan dangkal dan mudah tenggelam.

"Seluruh elemen strukturalnya berbahan dasar vinylester carbon fiber atau infused," jelasnya, Jumat (28/7/2012).

KRI ini didesain memiliki stabilitas yang sangat baik dan rancangan lambung yang dangkal. Kapal tersebut, didesain berpatroli di pesisir yang panjang. Selain itu, KRI ini memiliki keunggulan lebih ringan dan effisien dalam biaya perawatan. "Kemampuan tidak terdeteksi oleh radar dan tidak mengandung unsur magnet," tambahnya.

Ia menambahkan, KRI Klewang ini juga dipergunakan untuk penerjunan pasuskan khusus dan mampu menampung 29 awak kapal.

Bisa dikatakan kapal ini sangat bergengsi di dunia pertahanan, karena tidak semua negara memiliki kapal jenis ini. Hanya Amerika Serikat (AS) dan Indonesia yang memiliki kapal type trimaran ini. AS pun baru memproduksi empat unit kapal dan Indonesia baru memiliki satu unit dan itupun naas terbakar.

Sementara Laksma Sayyid Anwar mengatakan bahwa kapal produksi anak bangsa itu telah mendapat pengakuan di dunia internasional. "Kapal cepat rudal ini sudah memiliki pengakuan luar dan dalam negeri," ujarnya.

Perwira tinggi TNI AL kelahiran Desa Cantuk, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi itu menambahkan, kapal KRI ini akan dilengkapi dengan empat rudal jenis C.705 dengan jarak tempuh sekitar 120 kilometer. "Kemungkinan besar KRI Klewang ini akan ditempatkan di Armatim," imbuhnya.

Pengadaan KRI Klewang yang dilaksanakan Dinas Pengadaan Mabes TNI AL dan di bangun PT Lundin Industry Invest Banyuwangi dengan menggunakan APBN 2009. Pekerjaan konstruksi kapal yang bernilai Rp114 miliar itu baru dilakukan mulai 2010 lalu, sebab kontrak pengadaan kapal itu dilakukan pada 2009 silam.

Peluncuran KRI Klewang 625 ini pada Jumat 31 Agustus lalu, dilakukan dari galangan kapal PT Lundin Industry Invest di pantai Cacalan, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Kapal itu didorong menuju laut dengan bantalan beberapa gelender karet raksasa berisi angin. Proses menggelender kapal itu juga disaksikan ratusan warga yang memadati pantai Cacalan.

Namun, peluncuran saat itu belum dilengkapi peralatan persenjataan modern kapal karena belum dipasang dan baru rampung sekitar 90 persen. Bahkan, pada Jumat 28 September kemarin, merupakan pekerjaan akhir yang dilakukan di dermaga Pangkalan TNI AL (Lanal) Banyuwangi sebelum uji coba secara total.

Contract Manager PT. Lundin Banyuwangi, Andi Luqman menjelaskan, bentuk lambung KRI Klewang yang radikal memungkinkan kapal tersebut dapat menembus gelombang sehingga dapat meningkatkan stabilitas. Kapal ini dibangun dengan menggunakan material komposit serat karbon yang memanfaatkan vacuum infusion process dan resin vinylester.

"Metode ini menghasilkan sebuah struktur yang lebih kuat, tetapi juga memiliki biaya operasional dan pemeliharaan yang efisen," katanya.

Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul optimistis KRI Klewang akan menjadi ujung tombak pertahanan laut Indonesia.

Dalam peluncuran kapal pesanan Kementerian Pertahanan RI pada 31 Agustus lalu itu, dihadiri oleh Wakil Asisten Logistik KSAL Laksamana Pertama (Laksma) Sayyid Anwar. Hadir pula Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan Agung Kuswandono, dan Bupati Banyuangi, Abdullah Azwar Anas, turut serta menyaksikan peluncuran kapal yang diklaim sebagai kapal perang paling inovatif tersebut.

Kapal canggih yang belum sempat diserahterimakan PT Lundin Banyuwangi kepada TNI AL, itu tiba-tiba terbakar. Spekulasi penyebab kebakaran kapal pun mulai bermunculan. Mungkinkah kapal canggih buatan anak bangsa ini disabotase oleh negara tetangga atau memang karena human error? Tentu kita tidak bisa mengatakan secara pasti sebelum penyelidikan penyebab terbakarnya kapal itu tuntas.

Namun, dugaan sementara terbakarnya KRI Klewang di dermaga Pangkalan TNI AL, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, diduga karena konseleting listrik. Hingga saat ini masih dilakukan penyelidikkan.

"Dugaan sementara penyebabnya karena Konseleting listrik," kata Kadispen Koarmatim TNI AL Letkol TNI Yayan Sugiana ketika dihubungi Okezone, Jum'at (28/9/2012) kemarin.

Source : okezone

0 comments:

Post a Comment