Foto : Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen (4vf) |
BERLIN - North Atlantic Treaty Organization (NATO) menyebut rencana serangan Rusia terhadap sistem pertahanan misil Eropa adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan. Hal itu disebabkan karena perisai misil tersebut tidak mengancam Rusia.
"Pernyataan Rusia tidak dapat dijustifikasi. Sistem pertahanan misil kami tidak dirancang untuk mengancam Rusia dan kami pun bersedia memberikan informasi ke Rusia terkait sistem pertahanan ini. Secara politik, kami tidak berkeinginan untuk menyerang Rusia," ujar Sekretaris Jendral NATO Anders Fogh Rasmussen, seperti dikutip Reuters, Sabtu (5/5/2012).
NATO sudah mengajak Rusia agar bekerja sama dalam membahas isu-isu pertahanan, terkait keberadaan perisai misil NATO yang ditempatkan di dua negara pecahan Uni Soviet, Polandia dan Rumania.
Rasmussen pun menambahkan, NATO dan Moskow sudah sepakat untuk tidak melakukan serangan antara satu sama lain. Hal itu bahkan tercantum dalam perjanjian yang mereka tandatangani 15 tahun yang lalu.
Pernyataan NATO muncul setelah pejabat militer Rusia Jendral Nikolay Makarov merencanakan serangan untuk menghancurkan perisai misil Eropa. Makarov memandang negosiasi yang selama ini dilakukan Negeri Beruang Merah terhadap NATO dan Amerika Serikat (AS) sudah mengalami kebuntuan. Bila situasi semakin merumit, Makarov berniat untuk menghancurkan perisai misil yang dianggapnya sebagai ancaman.
Keberadaan sistem pertahanan misil tersebut bahkan membuat Rusia dan NATO kembali mengalami perseteruan selayaknya pada saat Perang Dingin. Pembangunan sistem pertahanan misil itu akan dilakukan dalam empat fase dan dipastikan akan selesai pada 2020 mendatang.
Presiden Rusia Dmitry Medvedev juga sudah mengancam akan menyerang persenjataan itu karena keberadaan sistem pertahanan misil Eropa sangat mengancam fasilitas nuklir Rusia.(AUL)
Source : Okezone
0 comments:
Post a Comment