19 May 2012

AS Jual 66 Jet Tempur ke Taiwan



REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dewan Perwakilan Rakyat Jumat memutuskan Amerika Serikat harus menjual 66 jet tempur baru kepada Taiwan, dengan para anggota dewan itu mengatakan perjualan tersebut akan menutup kesenjangan militer dengan Cina.

DPR memutuskan untuk mendesak pemerintah Presiden Barack Obama mengizinkan penjualan jet-jet tempur F-16 selain rencana-rencana yang sedang dllakukan untuk meningkatan kemampuan pesawat-pesawat tempur yang ada. Tindakan itu masih memerlukan persetujuan Senat.

Sponsor utama tindakan itu wakil partai Republik Kay Granger dari Texas, mengatakan Taiwan memerlukan peningkatan armadanya yang tua sehubungan dengan perkembangan dalam pengeluaran dana militer Cina yang meningkat. China yang mengklaim pulau itu sebagai wilayahnya.

"Penjualan F-16 kepada Taiwan menjamin sekutu strategis penting kita di Pasifik memiliki kemampuan pertahanan untuk mempertahankan wilayah udaranya sendiri," kata Granger dalam satu pernyataan Jumat.

"Dukungan kita bagi satu Taiwan yang demokratis adalah konsisten dengan prioritas-prioritas keamanan nasional di kawasan itu dan menunjukkan bahwa kita akan terus membantu sahabat-sahabat dan sekutu-sekutu kita tidak peduli siapa atau di mana ancaman-ancaman berasal.

DPR menyetujui tindaan itu dengan satu pemungutan suara Kamis malam sebagai bagian dari banyak amendemen pada satu rancangan undang-undang pertahanan yang disetujui dalam satu sidang maraton.

Pemerintah Obama, yang Partai Demokratnya menguasai Senat, menyetjui dana 5,65 miliar dolar untuk meningkatkan kemampuan jet-jet Taiwan yang ada Septemer lalu tetapi menangguhkan penjualan jet-jet baru.

Presiden itu beralasan bahwa peningkatan kemampuan itu akan memberikan keuntungan lebih banyak bagi Taiwan ketimbang satu penjualan baru. Tetapi tindkan itu dianggap luas sebagai satu cara untuk meredam kecaman dari China pada saat AS berusaha menjajaki kerja sama Beijing mengenai masalah-masalah luas mulai dari sengketa perdagangan sampai pada konflik-konflik dengan Korea Utara dan Iran.

Source : REPUBLIKA.CO.ID

0 comments:

Post a Comment