11 February 2012

Kedatangan Pentagon Lecehkan Indonesia


Gedung Pentagon AS (Foto: Istimewa)

itoday - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) mendatangi Indonesia, dan disambut oleh sejumlah pejabat di Kementerian Pertahanan, Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Kementerian Luar Negeri dan Mabes TNI, guna membahas pentingnya komunikasi publik untuk pembentukan citra dan opini sebuah instansi, 

Walau berbalutkan seminar bertema “Enhancing Defense Cooperation on Public Affairs,” toh Mufti Makarim menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang mengundang tanda tanya besar.

Kepada itoday, pengamat pertahanan ini mengatakan, jika kedatangan Pentagon ke Indonesia adalah untuk membicarakan kerjasama bilateral antara AS dan Indonesia, mengapa hanya Pentagon saja yang dikirim, tidak dibarengi dengan Kementerian Luar Negeri AS dan sejumlah diplomat lainnya?

Mufti juga mencurigai, kedatangan Pentagon kali ini punya misi khusus. “Pentagon datang ke Indonesia dengan misi khusus, yaitu menjelaskan masalah Darwin, kerjasama militer AS-Singapura dan kebijakan pertahanan AS di Laut China Selatan,” jelasnya.

Jika melihat rentetan misi khusus yang dijelaskan Mufti Makarim, jelas terlihat kedatangan AS bukan semata-mata untuk menjalin kerjasama secara khusus dengan Indonesia. Melainkan untuk memberikan penjelasan mengenai tindak tanduk AS di sekitaran wilayah Indonesia, agar Indonesia tenang.

Tidak hanya itu, AS juga sepertinya mulai gerah dengan geliat Indonesia yang mulai memperbaiki pertahanannya dengan membeli berbagai Alutsista untuk mengganti Alutsista lama milik TNI yang termakan usia.

Hal itu tentunya dianggap akan merusak keseimbangan kawasan. Apalagi tiba-tiba Indonesia ingin membeli Leopard 2, tank kelas berat yang sekelas dengan MBT milik Singapura, Malaysia dan Australia.

Mufti juga berpendapat, selama ini AS selalu bicara di depan publik, kalau Indonesia adalah mitra pentingnya. Tetapi faktanya tidak seperti itu, Indonesia tetap dipandang sebelah mata oleh Paman Sam, dan kedatangan Pentagon adalah salah satu buktinya.

“Pentagon itu hanya pelaksana teknis saja, jika AS serius ingin meningkatkan kerjasama bilateral dengan Indonesia, seharusnya AS mengirimkan Menteri Luar Negeri beserta diplomatnya, bukan para jenderal lapangan,” tuntutnya.

Memang jika berhubungan dengan AS, selalu ada kepentingan politis terhadap di balik semua rencananya . Dan menurut Mufti, hal-hal yang bersifat politis sebenarnya sudah diurus Washington, sedangkan Pentagon diperintahkan untuk membereskan hal-hal yang bersifat teknis.

Nah, kali ini apa lagi rencana di balik rencana AS?*

Source : itoday


0 comments:

Post a Comment