Dalam rapat itu, menurut Menteri Purnomo, dipaparkan juga rincian rencana strategis dan prioritas keperluan di TNI AD, AL, dan AU. Setidaknya ada dua komponen anggaran, pertama anggaran dalam bentuk rupiah, yang yang akan dibelanjakan sebagai belanja modal dan belanja barang. Namun siang tadi, rapat terbatas lebih memfokuskan soal pembelanjaan alutsista dalam komponen dolar.
"Prioritas diutamakan pada alutsista yang akan datang sebelum Kabinet berakhir masa baktinya (tahun 2014). Berdasarkan rincian kebutuhan totalnya sekitar US$ 6,5 miliar." ujarnya Menhan dalam konferensi persnya.
Selain itu, juga dipaparkan soal komponen alutsista yang dibuat di dalam negeri, luar negeri maupun joint production. "Apakah itu dari luar negeri mengggunakan offset (membeli sebagian alat di luar negeri, dan sebagian lagi dibuat di dalam negeri)," ujarnya.
Dia mencontohkan pembelian alutsista dari luar negeri karena dalam negeri belum bisa membuatnya. "Misalnya dengan Korea, kita membeli lightfighter T-50 dan itu kita minta," ujarnya.
Pemerintah juga memproritaskan untuk membeli alat-alat yang diproduksi di dalam negeri. Alat-alat yang diprioritaskan seperti kapal selam, KCR (kapal cepat rudal) dan lain-lain. "Misal KCR sudah bisa dibuat di Indonesia oleh PT PALINDO, dan telah diberikan perangkat canggih termasuk rudal. Untuk AU lebih banyak pada pengadaan helikopter," ujarnya.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan pemerintah telah menganggarkan Rp 100 triliun untuk anggaran alutsista periode tahun 2010 hingga 2014. Dan saat ini sedang dikaji untuk menambah lagi sebesar Rp 50 triliun. "Tapi itu masih kajian. Jangan salah quote lho ya, Rp 100 triliun, dan sedang dikaji bisa untuk menambah Rp 50 triliun selama 4 tahun dari 2011 sampai 2014," kata dia.
Source : TEMPOINTERAKTIF.COM
0 comments:
Post a Comment