Satu flight pesawat tempur Suhkoi SU-27 dan SU-30 MK 2 yang berhome base di Sekadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin dan satu flight pesawat tempur F-16 Figthing Falcon yang berhome base di Skadron Udara 3 Wing 3 Lanud Iswahyudi Rabu (27/10) pukul 08.15 Wita meninggalkan landasan Lanud Sultan Hasanuddin menuju sasaran untuk misi pengeboman di wilayah Sangatta Kalimatan Timur dalam rangkaian latihan puncak TNI AU Angkasa Yudha 2010.
Latihan Angkasa Yudha 2010 yang berlangsung 26-28 Oktober 2010 tersebut, selain melibatkan pesawat tempur, juga didukung oleh beberapa pesawat angkut Hercules C-130, pesawat Intai Strategis Boeing 737 dan CN-235 MPA serta satu pesawat Air Refueling C-130 KC Tanker dan pesawat Heli SAR.
Sebelum melaksanakan misi penyerangan ke daerah sasaran di wilayah Sangatta, para penerbang terlebih dahulu melaksanakan briefing yang dipimpin oleh Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI Agus Supriatna sebagai Komandan didampingi Komandan Wing 5 Kolonel Pnb Mujianto bertindak sebagai Wadan Satlakopsud, disaksikan Tim Wasdal dari Mabes TNI Angkatan Udara.
Perlu 10 Skuadron Tempur
Sementara menurut KASAU Imam Syufaat, mulai tahun 2011 TNI-AU akan mendatangkan pesawat intai tanpa awak sebanyak 4 unit dan juga pesawat tempur Sukhoi. Pengadaan itu masih diproses di Departemen Pertahanan.
TNI AU membutuhkan 10 skuadron atau 160 pesawat hingga 2024 untuk memperkuat pertahanan negara. "Sesuai dengan strategi TNI-AU kedepan sampai 2024 kita membutuhkan 10 Skuadron atau 160 buah pesawat tempur," kata Kepala Staf TNI-AU Marsekal Imam Syufaat, di Sangata, Rabu (27/10).
"Pesawat jenis F.16 dan Sukhoi dibutuhkan untuk mendukung diplomasi kita," kata KASAU Marsekal Imam Syufaat menjawab pertanyaan wartawan usai menyaksikan kegiatan puncak kegiatan TNI-AU yang dilaksanakan di Sangata.
"Untuk menghadapi kondisi dan geografis yang butuhkan adalah jenis pesawat berbadan besar seperti Hercules dan tentunya kita masih membutuhkan pesawat seperti Sukhoi," katanya.
Ia menambahkan bahwa standar Alutsista TNI-AU memiliki peralatan yang sedang menuju ke 60 persen. "Karena anggaran kita sejak tahun 2008 kecil sekali sehingga pesawat kita sangat minim.Tahun 2010 ini lumayan besar," kata KASAU.
Sumber : ANTARA
"Untuk menghadapi kondisi dan geografis yang butuhkan adalah jenis pesawat berbadan besar seperti Hercules dan tentunya kita masih membutuhkan pesawat seperti Sukhoi," katanya.
Ia menambahkan bahwa standar Alutsista TNI-AU memiliki peralatan yang sedang menuju ke 60 persen. "Karena anggaran kita sejak tahun 2008 kecil sekali sehingga pesawat kita sangat minim.Tahun 2010 ini lumayan besar," kata KASAU.
Sumber : ANTARA
0 comments:
Post a Comment