Kedatangan MBT Leopard 2 Revolution yang penuh misteri akhirnya terkulminasi pada kehadiran sosok monster lapis baja Jerman ini di Kemayoran. Proses kedatangannya dipenuhi oleh intrik, trik, dan disinformasi sehingga ARC kesulitan untuk mendeteksi tanggal pasti kemunculannya.
Namun hanya beberapa jam terhitung sejak kehadirannya di Indonesia, ARC bisa mendokumentasikan kehadirannya di Kemayoran, masih diatas trailer dan siap diturunkan. Untuk sedikit menyegarkan ingatan pembaca, kami coba ‘bacakan’ paket-paket upgrade yang terpasang di Leopard 2A4. Psssst, menurut info awal, konon Leopard 2 RI yang kita beli paketnya tidak selengkap yang dibawa oleh model demonstrator milik Rheinmetall yang dipamerkan di Kemayoran. Untuk lengkapnya, yuk simak rinciannya berikut:
REVOLUTION BEGUN!
Paket-paket dari sistem Revolution yang akan diterapkan secara lengkap terdiri dari:
Inti dari perlindungan yang ada pada Revolution adalah lapisan blok komposit AMAP (Advanced Modular Armour Protection) buatan IBD (IngenierBüro Deisenroth)-Deisenroth. Konsepnya adalah perlindungan 360o, dimana Leopard 2 Revolution harus bisa dilindungi dari segala sisi. IBD Deisenroth membagi sistem AMAP kedalam dua tipe proteksi, yaitu proteksi aktif/hardkill berbasis sensor yaitu AMAP-ADS (Active Defence System) dan proteksi pasif alias proteksi balistik. Bobot keramik nano ini saat dikonfigurasikan menurut standar proteksi NATO STANAG 4569 Level 3 atau 4/ AEP 55 Level 3. Keping AMAP dibangun dan disusun menjadi blok AMAP-B (Ballistic) yang dipasangkan ke side skirt, glacis, dan keseluruhan kubah termasuk sisi atas dan pangkal laras. Uniknya, pemasangan AMAP-B tidak diteruskan sampai ke belakang. Di bagian ini Rheinmetall justru memasang slat armour alias sangkar/teralis pagar yang mampu mengalahkan sumbu piezoelectric dari RPG-7.
FACTCHECK: Pada spyshot yang diambil oleh rekan ARC, terlihat bahwa beberapa bagian (skirt kiri, glacis) sedang dibongkar oleh teknisi Rheinmetall. Kita bisa melihat bahwa lapisan AMAP dipasang dengan rangka tubular sebagai titik sandar pelat luar, dan dipasang dalam segmen-segmen rangka. Antara pelat luar dan dalam terdapat ruang hampa yang amat efektif untuk memencarkan atau mendispersi efek ledakan dari munisi shaped charge. Penulis 100% yakin bahwa Revolution kebal terhadap hantaman munisi sekelas M72 LAW, RPG-7, ataupun AT4.
( ket: AMAP ) |
FACTCHECK: Pada demonstrator yang dibawa Rheinmetall ke Indonesia, anda bisa melihat ROSY di tiap sudut kubah. Terlihat modul kamera di sisi bawah, dan diatasnya terdapat pelontar granat asap yang disusun seperti kerang. Pada bagian depan, pelontar granat asapnya tersusun dua lapis.
(ket: slat armour belakang dan ROSY) |
(ket: SAS) |
Sebagai senjata sekunder untuk Revolution, Rheinmetall memasangkan sistem Qimek RWS yang memiliki bobot 200kg ke Revolution. Qimek bisa dipasangi berbagai macam senapan mesin, mulai kaliber 7,62mm, 12,7mm, sampai pelontar granat 40mm. Sistemnya sendiri dilengkapi dengan 6 pelontar granat asap otomatis sebagai tambahan, dan dapat dilengkapi sistem optik pilihan pengguna yang dipasang di sisi kanan rumah senjata.
FACTCHECK: Pada demonstrator Leo 2 tersebut, belum terlihat adanya RWS, tempatnya ditutupi dengan kotak. Mungkin saja belum dipasang, atau ada pertimbangan lainnya sehingga tidak langsung dipasang. Yang jelas kita harus menunggu sampai hari-H pelaksanaan IndoDefense.
FACTCHECK: Pada demonstrator Leopard Ri, silinder SEOSS terlihat jelas berbentuk silinder tebal. Semoga pada varian yang dibeli Indonesia, SEOSS dipertahankan karena dapat menyokong peran hunter-killer antara penembak dan komandan.
(ket: SEOSS) |
Untuk membantu Leo 2 Revolution dalam menyanggong mangsa, Rheinmetall memasangkan APU (Auxillary Power Unit) besar berdaya 17 kW sehingga mesin diesel tidak perlu dinyalakan apabila Revolution sedang mengamati medan. APU tersebut cukup untuk mentenagai perputaran kubah atau sensor Saphir.
Upgrade terbesar dari sistem Revolution adalah pencangkokan sistem elektrik untuk menggantikan sistem hidro-pneumatik pada sistem kendali penembakan EMES-15 untuk membuatnya lebih andal dan lebih tahan terhadap impak terhadap Revolution. Rheinmetall tidak memberikan perubahan banyak terhadap sistem analog dari EMES-15 dengan alasan biaya, namun pengalaman kru ditingkatkan dengan penambahan interface digital yang memudahkan pengoperasian. Sebagai contoh, pemilihan sistem munisi kini dilakukan melalui display LCD layar sentuh. Berkat sistem kamera baru yang dibenamkan juga untuk penembak, penembak dapat memilih tampilan display, mau layar kamera panoramik yang lebih besar, atau display retikula senjata
Terakhir, berbicara mengenai sistem manajemen pertempuran (BMS-Battlefield management System), Rheinmetall menyediakan sistem koordinasi antar tank sampai pada level Brigade yang kompatibel dengan sistem INIOCHOS. Sistem INIOCHOS yang sudah diadopsi oleh AD Jerman dan Yunani merupakan sistem BMS modular yang dapat menghubungkan tank dengan tank, tank dengan infantri, maupun tank dengan markas brigade, termasuk koneksi langsung dengan Combat Net Radio dan TDMA (Time Division Multiple Access).
(Ket: Jendela kotak EMES-15, Fero-Z Auxillary sight, meriam utama, lubang senapan mesin koaksial) |
0 comments:
Post a Comment